Seorang guru di Jepang bernama Yasuhiro Sekiguchi
melakukan sebuah penelitian tentang norma-norma matematika. Beliau meneliti di
bawah naungan Learner’s Perspective Study
(LPS), suatu penelitian internasional yang dikoordinir oleh David Clarke. Pemebelajaran
matematika mempunyai tiga focus yang harus dicapai, yaitu pengetahuan
matematika, prosedur-prosedur, dan pemikiran yang terkait dengan permasalahan
yang ditampilkan pada pembelajaran. Pembelajaran norma-norma matematika
merupakan di luar lingkup dari LPS. Dan diharapkan hasil dari penelitian yang
dilakukan Sekiguchi ini akan menjawab pertanyaan “Norma matematika apa yang
akan muncul pada pelajaran ini? Bagaimana cara guru memperkenalkan,
merundingkan atau menetapkan norma-norma itu selama pelajaran?
Norma-norma matematika di
kelas delapan ini ada empat. Pertama, norma 1, efisiensi. Norma ini enekankan tentang cara menyelesaikan suatu
permasalahan matematika yang lebih efisien. Guru menunjukkannya dengan cara
membandingkan pekerjaan dua siswa (Kori dan Suzu) di depan kelas sehingga siswa
dapat mengkonstruksi pemahamannya sendiri tentang cara mana yang lebih efisien.
Norma 2, upaya yang tidak efisien pun terdapat
ide-ide penting. Dalam permasalahan program linier yang dipresentasikan
oleh Kori dan Suzu, terdapat cara yang tidak efisien yaitu jawaban dari Kori. Namun
apabila dilihat kembali, menurut dari artikel ini cara Kori menyelesaikan
permasalahan ini merupakan cara substitusi yang masih akan dipelajari pada
tahap pembelajaran selanjutnya.
Norma 3, dalam matematika anda tidak bisa menuliskan
sesuatu yang belum terbukti. Guru memunculkan norma ini dengan
membandingkan pekerjaan dua siswa (Uchi dan Kizu). Pada pertemuan sebelumnya
guru telah memberikan suatu pekerjaan rumah tentang pengecekan terhadap solusi
permsalahan tersebut. Guru mencoba untuk membiarkan siswa menyadari bahwa jika
siswa menulis sebuah persamaan dalam suatu solusi, itu berarti siswa telah
menunjukkan sebuah kesetaraan, atau bahwa dalam penjelasan matematis siswa
tidak dapat menuliskan yang belum terbukti kebenarannya.
Norma 4, ketelitian lebih dihargai daripada kecepatan.
Dalam matematika, menetapkan kebenaran adalah salah satu tujuan yang paling
penting. Guru menekankan kepada siswa bahwa dalam menyelesaikan permasalahan
perhitungan yang akurat lebih baik daripada perhitungan cepat. Karena dalam
perhitungan cepat, langkah-langkah dapat dihilangkan namun hal ini tidak
mesesuai dengan prosedur.
Berdasarkan uraian-uraian
dalam artikel, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga strategi guru dalam
mengembangkan norma-norma matematika ini, yaitu menggunakan pekerjaan siswa,
membandingkan pekerjaan siswa, lebih memberikan perhatian terhadap siswa yang
tidak mengikuti suatu norma.
Sumber dari In Chick, H. L. & Vincent, J. L. Proceedings of
the 29th Conference of the International Group for the Psychology of
Mathematics Education, Vol. 4, pp, 153-160. 2005
Ditulis kembali oleh Rizka Khoerun Nisa